Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sosialisasi (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Pola, Media)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan materi Sosiologi tentang SOSIALISASI meliputi Pengertian Sosialisasi, Tujuan dan Fungsi Sosialisasi, Jenis-Jenis Sosialisasi, Pola serta tahap Sosialisasi, dan media / agen sosialisasi. Mari kita bahasa satu per satu..



A. PENGERTIAN SOSIALISASI


Pengertian Sosialisasi Secara Umum :

Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.

Sosialisasi (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Pola, Media)

Pengertian Sosialisasi Menurut Para Ahli :

1. Robert M.Z. Lawang :

Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.

2. Ritcher JR (1987 : 139) :

sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat.

3. Giddens (1994/60) :

Sosialisasi sebagai sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidupnya dalam kebudayaan tempat ia tinggal.

4. Paul B. Horton :

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.

5. WrightWright :

Sosialisasi sebagai proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan (sampai tingkat tertentu) norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain.

B. TUJUAN SOSIALISASI 


Ada beberapa tujuan sosialisasi dalam masyarakat, antara lain:
a.      Mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat sebagai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak di tengah-tengah masyarakat di mana individu tersebut sebagai anggota masyarakat.
b.    Mengetahui lingkungan sosial budaya baik lingkungan sosial tempat individu bertempat tinggal termasuk juga di lingkungan sosial yang baru agar terbiasa dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada pada masyarakat.
c.   Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. 
d.     Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya seperti membaca, menulis, berekreasi, dan lain-lain.

C. FUNGSI SOSIALISASI


Sosialisasi merupakan proses pemelajaran nilai dan norma social untuk membentuk perilaku dan
kepribadian individu dalam masyarakat.

Adapun fungsi sosialisasi adalah :
a. Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu berdasarkan kaidah nilai dan norma suatu
masyarakat
b. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku berdasarkan nilai
dan norma yang diajarkan
c. Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat

D. JENIS-JENIS SOSIALISASI


Di dalam masyarakat sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Sosialisasi Primer
Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, di mana ia menjadi anggota masyarakat. Biasanya pada usia 1 – 5 tahun, secara bertahap mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Ini merupakan proses penting karena apapun yang diserap anak di masa ini menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah dewasa. 
b.      Sosialisasi Sekunder 
     Menurut Peter Berger dan Luckman, sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya. Salah satubentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberikan identitas diri baru dan desosialisasi adalah ketika seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Hal ini biasa terjadi di lingkungan tempat kerja. Di lingkungan pekerjaan inilah individu dikenalkan dan disosialisasikan dengan dunia (objeknya) yang baru sehingga mereka dapat berperan dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.

E. POLA SOSIALISASI


Dalam sosialisasi dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu sosialisasi represif (repressive socialization) dan sosialisasi partisipatif (partisipatory socialization).

a. Sosialisasi Represif

Di masyarakat seringkali kita melihat ada orang tua yang memberikan hukuman fisik pada anak yang tidak menaati perintahnya. Misalnya memukul anak yang tidak mau belajar, atau mengunci anak di kamar mandi karena berkelahi dengan teman.
Contoh ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi represif yang ada di sekitar kita. Dari contoh tersebut dapatkah kamu menyimpulkan apa sebenarnya sosialisasi represif itu? Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan hukuman, terutama hukuman fisik terhadap kesalahan yang dilakukan anak.

Adapun ciri-ciri sosialisasi represif di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Menghukum perilaku yang keliru.
2) Adanya hukuman dan imbalan materiil.
3) Kepatuhan anak kepada orang tua.
4) Perintah sebagai komunikasi.
5) Komunikasi nonverbal atau komunikasi satu arah yang berasal dari orang tua.
6) Sosialisasi berpusat pada orang tua.
7) Anak memerhatikan harapan orang tua.
8) Dalam keluarga biasanya didominasi orang tua.

Sosialisasi represif umumnya dilakukan oleh orang tua yang otoriter. Sikap orang tua yang otoriter dapat menghambat pembentukan kepribadian seorang anak. Mengapa? Anak tidak dapat membentuk sikap mandiri dalam bertindak sesuai dengan perannya. Seorang anak yang sejak kecil selalu dikendalikan secara berlebihan oleh orang tuanya, setelah dewasa ia tidak akan berani mengembangkan diri, tidak dapat mengambil suatu keputusan, dan akan selalu bergantung pada orang lain. Kata-kata ‘harus’, ‘jangan’, dan ‘tidak boleh ini dan itu’ akan selalu terngiang-ngiang dalam pikirannya.

b. Sosialisasi Partisipatif

Pola ini lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi. Dalam pola ini, bahasa merupakan sarana yang paling baik sebagai alat untuk membentuk hati nurani seseorang dan sebagai perantara dalam pengembangan diri. Dengan bahasa, seseorang belajar berkomunikasi, belajar berpikir, dan mengenal diri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sosialisasi partisipatif memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
1) Memberikan imbalan bagi perilaku baik.
2) Hukuman dan imbalan bersifat simbolis.
3) Otonomi anak.
4) Interaksi sebagai komunikasi.
5) Komunikasi verbal atau komunikasi dua arah, baik dari anak maupun dari orang tua.
6) Sosialisasi berpusat pada anak.
7) Orang tua memerhatikan keinginan anak.
8) Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama.

F. TAHAP SOSIALISASI


Menurut George Herbert Mead sosialisasi yang dilakukan seseorang melalui tahap – tahap :

a. Tahap persiapan ( Preparatory Stage )
Dialami anak sejak manusia dilahirkan ,saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal
dunia sosialnya . Pada masa ini anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna

b. Tahap Meniru ( Play Stage )
Ditandai semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran –peran yang dilakukan orang
dewasa

c. Tahap siap bertindak ( Game Stage )
Yaitu peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran

d. Tahap penerimaan norma kolektif ( Generalized stage)
Yaitu seorang anak dianggap telah dewasa , dia sudah mulai menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas

G. MEDIA / AGEN SOSIALISASI


a. Keluarga
  • Merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi untuk megawasi perilaku
  • anggota keluarganya secara maksimal. 
  • Orang tua berperan mendidik anak agar kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat. 
  • Sosialisasi diberikan oleh orang tua kepada anak agar membentuk ciri khas
    kepribadiannya. 
  • Sosialisasi sering bersifat otoriter / memaksa anak untuk mematuhi nilai dan norma sosial
b. Kelompok bermain
  • Dilakukan antar teman sebaya maupun tidak sebaya
  • Terjadi secara ekualitas ( hubungan sosialisasi yang sederajat )
  • Hubungan pertemanan yang tidak sebaya tetap dapat membentuk hubungan yang sederajat
  • Kelompok bermain ikut menentukan cara berperilaku anggota kelompoknya
  • Menjadi bagian dari subkultur yang dapat memberikan pengaruh positif atau negatif
c. Sekolah
  • Berperan dalam proses sosialisasi sekunder
  • Melibatkan interaksi yang tidak sederajat ( antara guru dengan murid ) dan interaksi yang sederajat ( murid dengan murid )
  • Cakupan sosialisasi lebih luas
  • Berorientasi untuk mempersiapkan penguasaan peran siswa pada masa mendatang
  • Menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak.
d.Lingkungan kerja
  • Diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja
  • Sosialisasi tahap lanjut setelah memasuki masa dewasa
  • Adaptasi dalam proses sosialisasi lingkungan kerja dilakukan berdasarkan tuntutan system
  • Intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antar kolega
e. Media massa
  • Dilakukan untuk menghadapi masyarakat luas
  • Pesan sosialisasi lebih bersifat umum
  • Diperlukan peran serta masyarakat untuk bersikap selektif terhadap informasi yang akan diserap oleh anak
  • Sosialisasi mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial yang bersifat universal
  • Berperan penting untuk menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yang heterogen
Demikian materi Sosiologi tentang SOSIALISASI meliputi Pengertian Sosialisasi, Tujuan dan Fungsi Sosialisasi, Jenis-Jenis Sosialisasi, Pola serta tahap Sosialisasi, dan media / agen sosialisasi. Semoga bermanfaat..

1 komentar untuk "Sosialisasi (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Pola, Media)"

Hony 28 April 2019 pukul 23.35 Hapus Komentar
artikelnya sangat membantu. apakah ini pemikiran anda atau ada referensi dari buku? kalau ada boleh di cantumkan buku apa saja atau sumbernya dari mana saja? terima kasih :)