Sejarah Kerajaan Singasari Lengkap
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan artikel tentang Sejarah Kerajaan Singasari Lengkap, meliputi (a) Awal Berdirinya Kerajaan Singasari (b) Kehidupan Politik (c) Kehidupan Ekonomi (d) Kehidupan Sosial-Budaya (e) Masa Kejayaan Kerajaan Singasari (f) Runtuhnya Kerajaan Singasari (g) Peninggalan Kerajaan Singasari. Silakan disimak selengkapnya..
A. AWAL BERDIRINYA KERAJAAN
Pendiri
Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Asal usul Ken Arok tidak jelas.
Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang wanita tani dari
Desa Pangkur (sebelah timur Gunung Kawi). Para ahli sejarah menduga ayah
Ken Arok seorang pejabat kerajaan, mengingat wawasan berpikir, ambisi,
dan strateginya cukup tinggi. Hal itu jarang dimiliki oleh seorang
petani biasa. Pada mulanya Ken Arok hanya merupakan seorang abdi dari
Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken Arok setelah mengabdi di
Tumapel ingin menduduki jabatan akuwu dan sekaligus memperistri Ken
Dedes (istri Tunggul Ametung). Dengan menggunakan tipu muslihat yang
jitu, Ken Arok dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok
mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes
yang saat itu telah mengandung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia
adalah penjelmaan Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan
agar Ken Arok dapat diterima secara sah oleh rakyat sebagai seorang
pemimpin.
Tumapel pada
waktu itu menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Kediri yang diperintah oleh
Raja Kertajaya atau Dandang Gendis. Ken Arok ingin memberontak, tetapi
menunggu saat yang tepat. Pada tahun 1222 datanglah beberapa pendeta
dari Kediri untuk meminta perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan
yang sewenang-wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok menerima dengan
senang hati dan mulailah menyusun barisan, menggembleng para prajurit,
dan melakukan propaganda kepada rakyatnya untuk memberontak Kerajaan
Kediri.
Setelah
segala sesuatunya siap, berangkatlah sejumlah besar prajurit Tumapel
menuju Kediri. Di daerah Ganter terjadilah peperangan dahsyat. Semua
prajurit Kediri beserta rajanya dapat dibinasakan. Ken Arok disambut
dengan gegap gempita oleh rakyat Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken
Arok dinobatkan menjadi raja. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri
disatukan dengan Tumapel yang kemudian disebut Kerajaan Singasari. Pusat
kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah Gunung Arjuna.
B. KEHIDUPAN POLITIK
Kehidupan
politik pada masa Kerajaan Singasari dapat kita lihat dari raja-raja
yang pernah memimipinya. Berikut ini adalah raja-raja yang pernah
memimpin Kerajaan Singasari.
1. Ken Arok (1222–1227).
Pendiri
Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan
gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai
raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni
Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok
hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok
dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok
dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa– Buddha.
2. Anusapati (1227–1248).
Dengan
meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati
tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan
kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa
kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra
Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat
kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat
Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo
menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk
Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di
Candi Kidal.
3) Tohjoyo (1248)
Dengan
meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh
Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab
anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian
ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni
berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4) Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni
naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang
diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti.
Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat
Singasari.
Pada tahun
1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai
yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar
di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan
didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di
Candi Waleri sebagai Siwa.
5) Kertanegara (1268–-1292).
Kertanegara
adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268
dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya,
ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino,
mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan
gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot
dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani.
Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria
Wiaraja.
Setelah Jawa
dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain.
Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama
Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini
ditandai dengan mengirimkan patung Amogapasa ke Dharmasraya atas
perintah raja Kertanegara. Tujuannya untuk menguasai Selat Malaka.
Selain itu juga menaklukkan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan
Barat) dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan
persahabatan dengan raja Champa, dengan tujuan untuk menahan perluasan
kekuasaan Kublai Khan dari Dinasti Mongol. Kublai Khan menuntut rajaraja
di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang
dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai utusannya yang bernama
Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kublai Khan marah besar dan
bermaksud menghukumnya dengan mengirikan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui
sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan
Mongol, maka Jayakatwang menggunakan kesempatan untuk menyerangnya.
Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya - Raja terakhir Kerajaan Kediri.
Serangan dilancarakan oleh Jayakatwang dari dua arah, yakni dari arah
utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan
pasukan inti. Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh
Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta
pora dengan para pembesar istana. Kertanagera beserta pembesarpembesar
istana tewas dalam serangan tersebut. Raden Wijaya (menantu Kertanegara)
berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta
perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja (Buapati Sumenep). Atas
bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi
kepada Jayakatwang serta diberikan sebidang tanah yang bernama Tanah
Terik yang nantinya menjadi asal usul Kerajaan Majapahit.
Dengan
gugurnya Kertanegara pada tahun 1292, Kerajaan Singasari dikuasai oleh
Jayakatwang. Ini berarti berakhirlah kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai
dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai
Siwa-Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Sedangkan arca perwujudannya
dikenal dengan nama Joko Dolog, yang sekarang berada di Taman Simpang,
Surabaya.
C. KEHIDUPAN EKONOMI
Tidak banyak
sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi
keterangan secara jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan
tetapi, berdasarkan analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di
sekitar Lembah Sungai Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak
menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Keadaan itu juga
didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga menyebabkan Raja
Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-tempat yang strategis
untuk lalu lintas perdagangan.
Keberadaan
Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas
perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian,
perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan Singasari.
D. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Peninggalan
kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan
patung. Candi peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago,
Candi Kidal, dan Candi Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil
ditemukan sebagai hasil kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain
Patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan
Patung Kertanegara sebagai Amoghapasa.
Rakyat
Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok sampai
masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok,
kehidupan sosial masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan
kehidupan sosial masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para
brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.
Akan tetapi,
pada masa pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai terabaikan.
Hal itu disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga melupakan
pembangunan kerajaan.
Keadaan
rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah Wisnuwardhana
naik takhta Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat Singasari
setelah Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara,
kerajaan dibangun dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman
dan sejahtera.
Dengan kerja
keras dan usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin
menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai
juga walaupun belum sempurna. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa,
Madura, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, Semenanjung Malaka, Kalimantan,
Sulawesi, dan Maluku.
Baca pula : 22 Nama Kerajaan di Indonesia Lengkap beserta Sejarah dan Raja
Baca pula : 22 Nama Kerajaan di Indonesia Lengkap beserta Sejarah dan Raja
E. MASA KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI
Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. Raja tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang dipandang kurang berkualitas. Selain itu, raja juga melakukan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya dengan Kerajaan Campa. Berkat politik pemerintahan yang dijalankan Kertanegara, Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan terkuat di Nusantara, baik dl bidang perdagangan maupun militer.
F. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan oleh dua sebab utama, yaitu tekanan luar negeri dan pemberontakan dalam negeri. Tekanan asing datang dari Khubilai Khan dan Dinasti Yuan di Cina. Khubilai Khan menghendaki Singasari untuk menjadi taklukan Cina. Sebagai orang yang mengambil gelar sebagai maharajadiraja, tentu Kertanegara menolaknya. Penolakan itu disampaikan dengan cara menghina utusan Khubilai Khan yang bernama Meng-chi. Sejak itu konsentrasi Kertanegara terfokus pada usaha memperkuat pertahanan lautnya. Di tengah usaha menghadapi serangan dari Kekaisaran Mongol, tiba-tiba penguasa daerah Kediri yang bernama Jayakatwang melakukan pemberontakan. Kediri sebagai wilayah kekuasaan terakhir Wangsa Isana, memang berpotensi untuk melakukan pemberontakan. Sebetulnya Kertanegara telah memperhitungkannya, sehingga mengambil menantu Ardharaja, anak Jayakatwang. Akan tetapi langkah Kertanegara ternyata tidak efektif. Pada tahun 1292 Jayakatwang menyerbu ibukota dan berhasil membunuh Kertanegara serta menguasai istana sehingga runtuhlan Kerajaan Singasari.
G. PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI
1. Candi Singosari
Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.
2. Candi Jago
Arsitektur Candi Jago disusun
seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya
hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir.
Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan
keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
3. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan
satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dari
Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dan
digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi ini
sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya.
Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
4. Arca Dwarapala
Arca ini berbentuk Monster dengan
ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan
pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga saat ini tidak ditemukan
secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari.
5. Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan
pada bagian belakang Arca Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di
Candi Jago dan sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta
6. Prasasti Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung adalah
piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama
Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan
Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya
Wisnuwardhana raja Singhasari.
Kumpulan lempengan Prasasti Mula
Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng
ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada
bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak,
tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini
disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
7. Prasastri Singosari
Prasasti Singosari, yang bertarikh
tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang
disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa.
Prasasti ini ditulis untuk
mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh
Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal
yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh
kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan
sebuah caitya.
8. Candi Jawi
Candi ini terletak di pertengahan
jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi
Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha,
namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja
terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada
Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang
merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.
9. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare adalah sebuah
prasasti yang isinya memperingati penobatan arca Mahaksobhya di sebuah tempat
bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare). Prasasti ditulis
dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289. Arca
tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara dari
kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat
Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada
bagian bawahnya.
10. Candi Kidal
Candi Kidal adalah salah satu
candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk
penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang
memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji
Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini
sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.
Referensi :
http://www.zonasiswa.com/2015/04/sejarah-kerajaan-singasari-kehidupan.html
http://informasiana.com/sejarah-kerajaan-singasari-di-jatim/
http://freszter-frets-ali.blogspot.co.id/2014/08/kerajaan-singasari-dan-peninggalannya.html
Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Singasari Lengkap, meliputi (a)
Awal Berdirinya Kerajaan Singasari (b) Kehidupan Politik (c) Kehidupan
Ekonomi (d) Kehidupan Sosial-Budaya (e) Masa Kejayaan Kerajaan Singasari
(f) Runtuhnya Kerajaan Singasari (g) Peninggalan Kerajaan Singasari. Semoga bermanfaat..
Posting Komentar untuk "Sejarah Kerajaan Singasari Lengkap"