Perkembangan ASEAN dan Peran Indonesia
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan artikel tentang materi IPS Sejarah tentang Perkembangan ASEAN dan Peran Indonesia. Berikut materi selengkapnya..
Perkembangan ASEAN dan Peran Indonesia
1. Latar Belakang Terbentuknya ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia Nations), atau Perhimpunan
Bangsa – Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja sama
regional negara-negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan stabilitas dan
keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan
merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang
berdirinya ASEAN Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di
antaranya sebagai berikut.
- Faktor Intern (dari dalam), yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
- Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
2. Sejarah Berdirinya ASEAN
Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang membawa pada pembentukan.
Pertama, Association of Southeast Asia (ASA) yang dibentuk berdasarkan
Deklarasi Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai, dan Filipina.
Kedua, MAPHILINDO yang dibentuk pada tahun 1963, merupakan musyawarah
antara negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Karena adanya
“Krisis Federasi Malayasia” yang kurang memuaskan Indonesia dan
Malaysia, maka diawali dengan ajakan Thanat Khoman dari Birma kepada Tun
Abdul Razak dari Malaysia maupun Adam Malik dari Indonesia pada bulan
Mei 1967 maka terbentuklah
Deklarasi ASEAN. Deklarasi ASEAN
ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Deklarasi Bangkok) oleh lima
utusan dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara. Ke lima tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok adalah :
1) Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia);
2) Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia);
3) S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura);
4) Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina); dan
5) Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai).
Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada awal berdirinya.
Selanjutnya dalam perkembangannya sampai sekarang ini anggota ASEAN
sudah bertambah 5 negara, yakni :
1) Brunei Darussalam (tanggal 7 Januari 1984),
2) Vietnam (28 Juni 1995),
3) Laos (23 Juli 1997),
4) Myanmar (23 Juli 1997), dan
5) Kampuchea (16 Desember 1998).
3. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
(1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
(2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
(3) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta
saling membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya,
teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
(4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk
sarana- sarana latihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan,
professional, teknik dan administrasi.
(5) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam
meningkatkan penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan
komoditi internasional, perbaikan saranasarana pengangkutan dan
komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(6) Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
(7) Memelihara kerja sama yang erat dan
berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan regional yang ada
dan bertujuan serupa.
4. Struktur Organiasi ASEAN
Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur
organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah
KTT I di Bali 1976 ada perbedaan.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Sebagai Berikut.
(1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri
(ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan ini merupakan sidang
tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di negara anggota.
(2) Standing committee, diketuai oleh Menteri
Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam
jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan para Menteri Luar Negeri.
(3) Komisi-komisi Tetap (Permanent
Committee), yang beranggotakan tenaga ahli serta pejabat pemerintah
negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan
rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program
tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
(4) Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (National
Secretariats), yang bertugas untuk mengkoordinasi pada tahap nasional
dalam melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan
mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
b. Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada Perubahan, Sebagai Berikut.
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite.
5. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
a. KTT I di Bali (23 – 25 Februari 1976)
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini
disepakati tentang perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang
politik, pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin
stablitas dan keamanan kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan
Declaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga
disepakati tentang Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia
Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia), antara
lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara anggota.
Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di
Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN
Pertama.
b. KTT II di Kuala Kumpur (4 – 5 Agustus 1977) yang lebih memfokuskan
pada masalah-masalah hubungan ekonomi dengan Jepang, Australia, dan
Selandia Baru.
c. KTT III di Manila (14 – 15 Desember 1987).
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang
isinya antara lain tentang kerja sama dalam segala bidang untuk melawan
proteksionisme negara-negara industri dan mengadakan usaha bersama guna
menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
d. KTT IV di Singapura ( 27 – 29 Januari 1992).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang
tepat yakni pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan.
Perubahan positif tersebut berupa tercapainya persetujuan mengenai
penyelesaian masalah Kamboja yang akan membuka kesempatan bagi ASEAN
untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara eks
Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15 Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6 November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 – 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j. KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).
6. Peranan Indonesia dalam ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut.
- Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
- Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian Indochina secara keseluruhan dan Vietnam Khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilisasi di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 15 – 17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan- ketegangan dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
- Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23 – 24 Februari 1976.
- Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia pernah ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudian digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.
Demikian materi ips tentangPerkembangan ASEAN dan Peran Indonesia | Latar Belakang Terbentuknya ASEAN, sejarah, Tujuan Asean, Struktur Organisasi, dll yang dapat kami sampaikan,, semoga membantu...
Posting Komentar untuk "Perkembangan ASEAN dan Peran Indonesia"