Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Setelah mengetahui bagian-bagian sistem reproduksi manusia,
pada pembahasan kali ini kamu akan mengetahui bagaimana proses
pembentukan sperma (spermatogenesis). Proses pembentukan sperma terjadi melalui pembelahan mitosis dan meiosis.
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan induknya.
Adapun pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari induknya.
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan induknya.
Adapun pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari induknya.
Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus terdapat pada ruang-ruang didalam testis (lobulus testis). Satu testis mempunyai lebih kurang 250 lobulus testis.
Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di
epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan
jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi
pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis
umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus
terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang
disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk
memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
- LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
- FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif
dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia
yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan),
berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia
tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel
ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom
diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit
akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II
ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan
fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk
seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi
sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka
ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan
lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra
bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air
mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 –
400 juta sel spermatozoa.
Sumber-sumber :
http://www.pelajaranku.net/2015/11/proses-pembentukan-sperma-spermatogenesis-dan-pembentukan-ovum-oogenesis-pada-manusia.html
https://intanriani.wordpress.com/pembentukan-gamet-jantan-spermatogenesis/
Demikian materi IPA Biologi tentang Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis) yang dapat kami sampaikan. Semoga dapat menambah pengetahuan kita..
Posting Komentar untuk "Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)"